Lebih dari 50 penduduk Desa Kanjia di Negara Bagian Jharkhand, India ditahan polisi. Mereka ditahan karena membunuh 5 perempuan yang mereka tuduh sebagai penyihir.
Kelima perempuan ini dianggap sebagai penyebab gagal panen, serta sakit berkepanjangan di desa itu.
"Lima perempuan itu ditarik keluar dari rumah masing-masing ketika mereka sedang tidur," kata juru bicara Kepolisian Jharkhand, SN Pradhan, seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (8/8/2015).
"Kelimanya tewas karena dirajam oleh sekitar 50 orang penduduk desa itu," imbuh dia.
Salah satu keluarga korban pun menuturkan kejadian keji tersebut. "Mereka menyerbu rumah kami tengah malam. Kami sudah minta ampun dan meminta mereka mendengarkan kami."
Menurut saksi mata dari pihak kepolisian, tak satu pun dari penduduk desa itu menyesal telah melakukan pembunuhan.
"Apa yang kau harapkan dari sebuah masyarakat miskin yang ikut terlibat dalam kemarahan massal seperti ini? Tidak ada," kata pengacara lokal, Gangotri Kujur yang datang setelah insiden terjadi.
Menurut Biro Kriminal Nasional India, seperti dikutip oleh globalpost, tercatat 2.097 pembunuhan atas nama penyihir terjadi di tahun 2000 hingga 2012. Di awal tahun 2015, seorang perempuan di Negara Bagian Odisha dipaksa memakan kotorannya sendiri atas tuduhan ilmu hitam.
Selanjutnya pada Juli 2015, polisi menahan 16 orang setelah membunuh seorang perempuan tua yang mereka anggap penyihir di Negara Bagian Assam.
Khusus di negara bagian ini, kasus pembunuhan tuduhan penyihir mempunyai angka tinggi. Otoritas setempat menghitung ada sekitar 90 perempuan tewas karena tuduhan melakukan ilmu hitam dalam waktu enam tahun terakhir.
Pada Oktober 2014, ratusan orang menjerat seorang atlet dengan jaring ikan dan menyiksanya hingga mati. Padahal dia adalah wakil Assam di ajang olahraga nasional dan pernah memenangkan medali emas untuk lempar galah. Tahun 2011, seorang ibu dan anak perempuan di negara bagian yang sama dituduh sebagai penyihir dan diperkosa sebagai hukumanny. (hs)
0 komentar: