TEROR BOM BANGKOK, POLISI INCAR DUA ORANG MENCURIGAKAN

 

Belum ada pihak yang bertanggung jawab atas ledakan bom di pusat kota Bangkok, Thailand, Senin 17 Agustus 2015 malam. Namun, pemerintah Thailand mengaku punya petunjuk soal pelaku teror yang menewaskan setidaknya 20 orang itu.
Terduga tersangka adalah seorang pria yang terlihat di lokasi kejadian dan tertangkap kamera pengawas atau CCTV.
"Hari ini ada tersangka yang terlihat di CCTV namun belum jelas...kami masih harus mencarinya," kata Perdana Menteri Thailand, Prayut Chan-O-Cha, seperti hello4sean kutip dari liputan6.com, Selasa (18/7/2015).
PM Thailand menambahkan, ia yakin para pelaku teror berasal dari 'kelompok anti-pemerintah yang bermarkas di timur laut.' Wilayah itu juga merupakan jantung gerakan Red Shirt -- kaus merah pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra.
Ledakan bom yang diyakini menggunakan TNT tersebut adalah yang terburuk dalam sejarah Negeri Gajah Putih. "Ini adalah insiden terburuk yang pernah terjadi di Thailand," kata PM.
"Sebelumnya hanya ada bom-bom kecil. Namun, kali ini pelaku bertujuan mengorbankan orang-orang tak berdosa. Mereka ingin merusak perekonomian dan pariwisata."
Sebelumnya, seperti dikutip dari New York Times, petugas polisi mengatakan, penyelidikan fokus pada seorang perempuan yang datang ke kuil sekitar 15 menit sebelum ledakan. Ia dilaporkan meninggalkan tas mencurigakan di lokasi ibadah umat Hindu itu.

Bom TNT
Polisi Thailand mengatakan, bom yang digunakan pelaku adalah TNT seberat 3 kilogram yang dijejalkan dalam sejumlah pipa kecil dan dibungkus kain putih.

 

"Itu adalah bom TNT...orang yang melakukannya mengincar orang asing. Untuk menghancurkan perekonomian dan pariwisata Thailand," kata Menteri Pertahanan Prawit Wongsuwong.
Sebuah perangkat detonator juga ditemukan 30 meter dari lokasi kejadian.
Sejak 2006 silam, Bangkok menjadi saksi bisu pergolakan politik di Thailand, yang berujung pada 2 kudeta. Sampai insiden kemarin, jarang sekali ada warga asing yang terjebak dalam pertumpahan darah.
Kudeta paling anyar terjadi pada 2014, yang menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra -- menyusul demonstrasi besar-besaran yang berlangsung selama 4 bulan.
Thailand juga didera masalah pemberontakan pihak Selatan, di dekat perbatasan dengan Malaysia. Sudah 6.400 orang tewas dalam konflik, mayoritas adalah rakyat sipil. (hs/le)

0 komentar: