Setiap tanggal 17 Agustus, setiap tahunnya bangsa Indonesia merayakan
hari Kemerdekaan dengan berbagai cara. Mulai dari upacara bendera yang
formal, sampai ikut perlombaan khas 17an di sekitar rumah.
Di balik semua perayaan yang biasa dilakukan setiap tahunnya, ada
sejarah dan perjuangan panjang para pemimpin bangsa dan pejuang di masa
lalu. Sepulang dari penculikan kaum muda di
Rengasdengklok, Bung Karno dan Bung Hatta mengunjungi rumah Laksamana Tadashi Maeda di
Jalan Imam Bonjol.Setelah naskah proklamasi selesai dirumuskan oleh Bung Karno, Bung Hatta, dan Ahmad Sebardjo, naskah kemudian dibawa ke ruang pertemuan untuk dibacakan kepada semua yang hadir, sekitar 40 orang.
Setelah semua setuju, termasuk soal siapa yang menandatangani naskah itu, Sayuti Melik dan BM Diah kemudian mengetiknya di sebuah ruang kecil bawah tangga, dekat dapur. Sebab, mereka jurnalis yang dianggap memahami ejaan kata.
Seperti dilansir CNN, menurut Arie Suryanto, edukator Museum Perumusan Naskah Proklamasi, orang-orang yang hadir saat Bung Karno dan Bung Hatta meminta pertimbangan soal naskah proklamasi, sempat menyantap makanan sebelum rapat.
"Perumusan saat itu dilakukan dini hari, sekitar jam satu atau dua pagi. Dan saat itu bulan puasa, jadi mereka sempat sahur dulu sebelum rapat," ujar Arie menceritakan saat itu.
Nasi goreng dipilih sebagai santapan mereka saat itu karena sederhana dan mudah pembuatannya. Apalagi saat itu asisten Maeda harus membuatkan makanan untuk puluhan orang. Dibanding memilih makanan Jepang yang biasa ia masak, justru makanan khas Indonesia yang disajikan. (hs/dr)
0 komentar: